Antisipasi Strain Virus Corona Baru

 



Mutasi virus Corona yang terjadi di berbagai dunia juga terus diikuti pemerintah. Seperti pada tahun 2020, pemerintah akan mengikuti perkembangan strain virus Corona baru lain yang mungkin bisa muncul pada 2021. 

Upaya surveilans virologi untuk mengetahui sebaran jenis virus Corona tersebar, menurut Wiku merupakan aspek yang penting dalam mendeteksi potensi strain virus baru yang dapat berpengaruh dalam mekanisme penanganan COVID-19 yang sedang berjalan. Pemerintah berkomitmen menguatkan upaya surveilans.

“Tentunya, untuk betul-betul bisa memutus mata rantai penularan COVID-19,” katanya.

Wiku memaparkan, cara kerja surveilans virologi. Genom atau materi genetika dari suatu organisme bisa bakteri virus maupun manusia itu terdiri dari DNA, bahkan antar sesama organisme. Misal, sesama virus SARS-CoV-2, struktur DNA dapat berubah atau berbeda, sehingga mempengaruhi kemampuan menginfeksinya.

Para ilmuwan di laboratorium menggunakan prosedur Whole Genome Sequencing (WGS). WGS adalah prosedur laboratorium untuk melihat urutan kode genetika. Pada umumnya, terdapat empat tahapan dalam proses WGS, khususnya mengidentifikasi virus Corona.

Pertama, yaitu DNA sharing (pemotongan DNA). Yang mana dilakukan pemotongan molekuler pada DNA virus menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi agar dapat dibaca oleh mesin pengurutan DNA.

Kedua, DNA barcoding (pengkodean DNA), yaitu pemberian kode atau tag, bisa disebut juga memberi barcode . Ini untuk mempermudah mengidentifikasi DNA virus.

Ketiga, whole genome sequencing, yaitu proses memasukkan DNA dari beberapa sampel virus ke dalam alat yang disebut whole genome sequencer. Alat ini menggunakan barcode untuk melacak asal kepemilikan DNA tersebut.

Keempat, analisis data, yaitu proses untuk membandingkan urutan DNA virus dan mengidentifikasi perbedaannya. Adanya perbedaan ini dapat memberi informasi bagaimana tingkat kedekatan strain virus dan kemungkinan memiliki kekuatan untuk menimbulkan gejala yang sama pada manusia.

“Whole genome sequencing pada prinsipnya memahami distribusi dan pola penyebaran virus sekaligus memberi informasi mengenai karakteristik dari masing-masing isolat di tiap daerah. Tentunya, bermanfaat untuk penanggulangan dan pencegahan," terang Wiku.




Satgas COVID-19 mendukung semua penelitian terkait virus SARS-CoV-2, termasuk pengembangan vaksin dan antivirus. Sejauh ini, Badan Litbang Kesehatan dan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman berencana melakukan lebih banyak pemetaan dan surveilans. Upaya ini melalui sampel klinis dari berbagai daerah di Indonesia dengan metode WGS

Komentar

Postingan Populer